Sudah dihadapkan pada pilihan yang juga menentukan masa depan orang lain..

July 21, 2009

Sudah dihadapkan pada pilihan yang juga menentukan masa depan orang lain..

Buat teman-teman yang sudah mulai masuk tingkat ke-4 kuliah mungkin akan berpikiran sama dengan saya. Kini, saya dihadapkan pada berbagai pilihan untuk menentukan karir pasca kuliah yang tentunya bagi saya harus terencana dan dipertimbangkan dengan masak. Harapan pada awalnya sih saya siap berkarya dimanapun di Indonesia, bahkan luar negri kalau perlu. Tetapi, belakangan pemilihan tempat berkarir ataupun sekedar mencari pengalaman dapat menentukan masa depan keluarga saya nantinya, bahkan berpengaruh pada ayah,ibu, dan adik saat ini.

Tawaran beasiswa ikatan dinas berdatangan dari perusahaan-perusahaan nasional yang mengikat calon peraih beasiswa/karyawan untuk bersedia di tempatkan di manapun di Indonesia, bahkan di luar negeri. Dalam satu bulan ini, sudah ada dua perusahaan tambang dan kontraktor yang menawarkan beasiswa dinas itu. Tentunya, tawarannya tidak mudah begitu saja. Ada rangkaian tes dan wawancara yang harus diikuti.

Pertama yang menawari adalah perusahaan tambang batubara di Kalimantan. Melihat track-record dan statusnya sebagai objek vital nasional, sekaligus peran besarnya di Indonesia, tentu gaji yang dibayarkan tidak sedikit. Menurut teman saya, gaji freshgraduate di perusahaan tambang adalah sekitar 6-7 juta/bulan. Tentu lumayan menggiurkan, tetapi pertimbangan lokasi penempatan kerja dan risiko cukup berpengaruh. Saya yang bersuku jawa dan seluruh keluarga dari ayah dan ibu adalah di Jawa, serta hanya memiliki satu adik perempuan, membuat saya berpikir dua kali untuk mengambil kesempatan itu. Apalagi jika membayangkan keluarga (istri dan anak) nantinya jika mereka harus berada di Kalimantan (syukur-syukur kalau di kotanya). Bagaimana dengan pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi keluarga saya nantinya. Saya sih ingin yang terbaik buat mereka nantinya yang notabene hal-hal seperti itu adanya di kota-kota di Pulau Jawa khususnya.

Ayah, ibu, dan adik saya adalah orang-orang yang paling saya sayangi. Mereka adalah prioritas nomor satu bagi semua kepentingan dan pengambilan keputusanku. Meskipun, yang membuat mereka begitu berarti adalah merekapun memprioritaskan nomor satu kepentingan/keinginanku di atas prioritas diri dan keluarga. Meski pada awalnya orangtua saya gak setuju dengan tawaran beasiswa dinas itu karena saya yang salah juga karena terlalu terlambat berkonsultasi, beliau berdua akhirnya merelakan anaknya jika ingin berkarir jauh dari keluarga (di luar Jawa). Hal itu justru meyakinkan saya bahwa keberadaan saya tidak jauh dari keluarga-keluarga besar adalah sangat berarti, melebihi uang. Dengan demikian, tawaran itu pun tidak saya ambil.

Tidak lama setelah tawaran pertama itu, panggilan dari sebuah perusahaan kontraktor nasional yang sudah sangat ternama membangun bangsa ini terkait dengan program beasiswa ikatan dinas yang sama. Dengan pertimbangan yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tawaran sebelumnya, saya agak sulit mengambil keputusan sendiri. Akhirnya saya berkonsultasi lagi dengan kedua orangtua dan saudara-saudara yang telah bekerja. Pada dasarnya, mereka setuju saja, demikian juga kedua orang tua saya yang juga menyetujuinya, meskipun beliau sepertinya memilih enggan untuk berpikir bahwa ada kemungkinan anaknya bisa ditempatkan kerja jauh dari beliau.

Karena pertimbangan yang ada masih sangat subjektif, saya pun bertanya langsung kepada pihak perusahaan tentang sistem kerja di sana. Setelah dijelaskan panjang lebar, ternyata bekerja di perusahaan tersebut adalah lebih bersifat by project dimana intinya adalah saya dapat berdomisili dimanapun saya suka. Jikalau ada proyek yang mengharuskan saya melakukan perjalanan dinas ke ujung Indonesia atau bahkan ke luar negeri seperti yang diceritakan, hal itu tidak menjadi masalah. Kesejahteraan dan penempatan karyawan ditentukan dengan domisili dimana karyawan itu ada, meskipun pada kondisi-kondisi tertentu saya mungkin harus berdinas selama berbulan-bulan. Yang penting adalah keluarga saya nantinya bisa tetap mendapat fasilitas publik terbaik.

Selain itu, bidang konstruksi adalah bidang yang tepat dengan keilmuan saya, sehingga berkarir hingga puncak sangat memungkinkan, apalagi di perusahaan BUMN tersebut, jenjang karir terbilang cepat, dalam hitungan tidak lebih dari 10 tahun, kita dapat menduduki posisi penting. Harapannya, dan biasanya, kalau sudah menduduki posisi penting, kita akan lebih jarang melakukan perjalanan dinas yang lama. Penempatan di kantor pusat sebagai konseptor pengembagan perusahaan sangat memungkinkan. Yup!, tampaknya untuk saat ini, ini adalah kesempatan terbaik yang ada. Saya pun mendaftar beasiswa dinas tersebut, perkara dapat atau tidak, itu tidak masalah, setidaknya saya mendapat pengalaman, uang saku dari perusahaan, dan yang paling penting adalah semakin matang dalam merencanakan masa depan dan karir. Kini, tinggal menunggu takdir bicara apa dari pengumuman penerima beasiswa/karyawan itu.

Btw, dalam hati sebenarnya ada juga keinginan untuk menjadi menteri perhubungan dan dosen. Kedua-duanya saya raih melalui jalur profesional/praktisi, dan bukan politisi. Semoga dengan usaha yang saya mampu dapat memenuhi keinginan besar itu. Cita-citaku sekarang adalah menjadi orang yang benar-benar bisa bermanfaat orang banyak dengan kemampuan yang kupunya. Semoga saja jalur apapun yang saya ambil nantinya bisa memberi jalan ke arah yang lebih baik. Moto saya adalah jangan sampai mati hanya meninggalkan nama. Begitulah kira-kira.. 😉

Di antara keinginan-keinginan besar, ada juga keinginan untuk tetap dapat hidup sederhana dan tercukupi kebutuhan-kebutuhan. Misalnya, memilih untuk bekerja di Bandung dan hidup bersama keluarga di sana. Tak perlu banyak mobil, tak perlu rumah berlebihan, cukup keluarga yang memberi kebaikan dunia-akhirat bagi saya dan orang lain.

Kira-kira bakal seperti apa ya??hehe,,.. toh, sebenarnya semua sudah ditakdirkan, sensasinya ada pada usaha dan doa kita.

Untuk semua teman-teman di teknik sipil, mari bangun negeri ini. Untuk semua teman-teman di ITB, mari kita bekerjasama. Untuk teman-teman di Indonesia, let’s go outspace!hehe.. Keep struggling, buddy! (DNR)

Leave a comment